KOMPAS.com — Dalam mengontrol diabetes, gaya hidup sehat tidak dapat disepelekan.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik diabetes dr Wismandari Wisnu, Sp PD-KEMD yang ditemui di acara "Cegah Komplikasi Diabetes Sedini Mungkin" yang diadakan oleh RS Pondok Indah di Jakarta, Selasa (7/11/2017) bahkan memasukkan pengaturan makan dan aktivitas fisik dalam pilar tatalaksana diabetes.
Namun, pengaturan makan yang dimaksud oleh Wismandari bukan diet yang membuang satu kelompok makanan atau bahkan lebih, seperti diet ketogenik dan General Motors. Wismandari berkata bahwa diet-diet tersebut justru menganggu keseimbangan metabolisme tubuh.
"Ini kan baru tren, tidak ada yang tahu efek jangka panjangnya," imbuhnya.
Wismandari justru merekomendasikan makanan seimbang yang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing. Asupan ini terdiri dari karbohidrat berserat tinggi (45-65 persen), lemak (20-25 persen), dan proteij (10-20 persen). "Jadi hampir sama dengan yang direkomendasikan untuk orang sehat," ujarnya.
Baca Juga : Sering Ngantuk Seperti Apa yang Bisa Dianggap Gejala Diabetes?
Melengkapi pengaturan makan adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, antara 3-5 kali dalam seminggu, dengan durasi 30-45 menit per sesi yang tidak melebihi 150 menit per minggu. Usahakan agar Anda tidak jeda lebih dari dua hari berturut-turut.
Sama seperti dr ahli nutrisi Samuel Oetoro, Wismandari tidak merekomendasikan olahraga lari. Menurut dia, olahraga yang paling sesuai untuk penderita diabetes adalah yang berintensitas sedang dan memacu hingga 50-70 persen denyut jantung maksimal (220 dikurangi usia pasien).
Olahraga intensitas sedang ini antara lain jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Baca Juga : Remaja India Ini Ciptakan Aplikasi yang Cegah Kebutaan Akibat Diabetes
http://ift.tt/2mdJD7e